PANGANDARAN JAWA BARAT - Dalam rangka melaksanakan pemantauan dan pendampingan pendidikan Islam di Jawa Barat, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat menghadirkan anggota Komisi VIII Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) H. Surahman Hidayat dalam kegiatan bertajuk Ngobrol Pendidikan Islam (Ngopi) di Hotel Horison, Pangandaran, Minggu (20/8/2023).
“Ngopi sejatinya dapat menambah segar badan dan pikiran kita, demikian juga dengan kegiatan kita hari ini, semoga bisa membuat pikiran kita menjadi pikiran kita lebih cerdas dan tajam, ” ujar KH. Surahman mengawali materinya.
Baca juga:
Dini Hari, Melepas Teman Berhaji
|
“Tugas pemerintah salah satunya mencerdaskan warga negara melalui pendidikan, dengan mengalokasikan anggaran tidak kurang dari dua puluh persen, ” katanya.
Oleh karenanya, ia mengatakan bahwa telah menjadi tugasnya sebagai wakil rakyat untuk memantau penggunaan anggaran pendidikan dengan terjun langsung ke daerah-daerah pemilihan salah satunya melalui kegiatan Ngopi.
“Saya mengapresiasi kegiatan ini, dalam rangka meningkatkan kualitas kecerdasan dan moralitas masyarakat, ” tuturnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Seksi Pendidikan Madrasah Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pangandaran H. Nana Supriatna yang hadir memberikan sambutan menyatakan rasa bangga dan berbahagia karena pangandaran dijadikan arena diskusi Ngopi Komisi VIII DPR RI.
“Bahasa Ngopi ini walaupun ringan tapi memiliki aspek yang substantif. Acara ini sebetulnya, pemantauan dan pendampingan program, kami selaku kasi madrasah merasa bangga karena di satu sisi kita mendapatkan koreksi, di satu sisi kita mendapatkan pendampingan dari wakil rakyat anggota komisi VIII, ” katanya.
“Oleh karena itu, mari kita gunakan kesempatan ini untuk membangkitkan semangat dakwah kita untuk menjunjung tinggi pendidikan Islam baik dari kuantitas maupun kualitas, apalagi hukum menuntut ilmu adalah fardu ain, ” ujarnya.
Adapun praktisi pendidikan Islam di Jawa Barat, H. Rijaluddin mengutip QS Ali Imran ayat 79, di mana di dalamnya terdapat suka kata ‘kunu rabbaniyyin’.
“Tentang kata rabbaniyyin ini, sekarang telah banyak lembaga pendidikan yang mengambil motto dari penggalan ayat Alquran ini, misalnya dengan kalimat membangun generasi rabbani, ” katanya.
Salah seorang pendiri Ponpes Husnul Khotimah, Kuningan ini menuturkan bahwa definisi ‘rabbani’ adalah orang-orang yang sempurna ilmu dan ketakwaannya.
“Rabbani adalah mereka yang berorientasi kepada keridhoan Allah SWT, ” ujarnya.
“Makna rabbani menjadi ciri yang senantiasa melekat dalam kehidupan kita yang tidak bisa lepas dari pendidikan, disisi ada dua ciri generasi rabbani, yang pertama tidak lepas dari belajar dan mengajarkan, seperti halnya seorang guru di mana dalam waktu yang sama, belajar untuk mempersiapkan generasi yang kuat dalam menghadapi tantangan jaman, dengan cara mengajar.
“Sedangkan ciri yang kedua adalah siap memimpin dan siap dipimpin, karena banyak orang di luar sana yang siap memimpin tapi tidak siap dipimpin, ” ujarnya.(**)